Saturday, 24 September 2016

Hadist waktu Sholat,

Hadist waktu Sholat,

Waktu sholat, Hadist No 1, kitab MUWATHA

قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثِيّ عَنْ مَالِك بْن أَنَس عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا فَدَخَلَ عَلَيْهِ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا وَهُوَ بِالْكُوفَةِ فَدَخَلَ عَلَيْهِ أَبُو مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ
مَا هَذَا يَا مُغِيرَةُ أَلَيْسَ قَدْ عَلِمْتَ أَنَّ جِبْرِيلَ نَزَلَ فَصَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ بِهَذَا أُمِرْتُ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ اعْلَمْ مَا تُحَدِّثُ بِهِ يَا عُرْوَةُ أَوَ إِنَّ جِبْرِيلَ هُوَ الَّذِي أَقَامَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقْتَ الصَّلَاةِ
قَالَ عُرْوَةُ كَذَلِكَ كَانَ بَشِيرُ بْنُ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيُّ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ عُرْوَةُ وَلَقَدْ حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ فِي حُجْرَتِهَا قَبْلَ أَنْ تَظْهَرَ

Perawi berkata; Telah menceritakan kepadaku Al Laitsi dari Malik bin Anas dari Ibnu Syihab; Suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengakhirkan shalat, maka Urwah bin Az Zubair menemuinya dan memberitahukan kepadanya, bahwa suatu hari Mughirah bin Syu'bah mengakhirkan shalat ketika berada di Kufah, sehingga Ibnu Mas'ud menemuinya dan menegurnya; "Apa maksudmu, hai Mughirah? bukankah kamu tahu, Jibril telah turun kemudian shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat juga, kemudian dia shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat. Lalu Jibril berkata; "Seperti ini aku diperintahkan, " maka Umar bin Abdul Aziz bertanya, "perhatikanlah apa yang kamu riwayatkan hai Urwah! Apakah Jibril yang mengajarkan waktu shalat untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Urwah menjawab; " Basyir bin Mas'ud al Anshari menceritakan dari Bapaknya seperti itu juga" kemudian Urwah menegaskan; dan telah menceritakan kepadaku Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat ashar ketika matahari masih di tempatnya belum tampak.
Baca selengkapnya

Friday, 23 September 2016

Istiqomah

Istiqamah

Menjadi baik dan buruk sebuah perkara pilihan.  Pilihan terbaik menjadi kehendak pribadi,  ukuran baik dan benar sesuai dengan ketentuan keyakinan.

Allah befirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami adalah Allah', kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian mereka),maka malaikatakan turun kepada mereka (dengan mengatakan), Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih, dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian'." (Fushshilat: 30).
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (Al-Ahqaf: 13-14).
"Maka tetaplah istiqamah kamu sebagaimana yang diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan." (Hud: 112).

Allah telah menjelaskan bahwa istiqamah merupakan kebalikan dari sikap yang melampaui batas. Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang paling lurus dan jujur serta yang paling istiqamah dalam umat ini pernah dita-nya tentang makna istiqamah. Maka dia menjawab, "Artinya, janganlah engkau menyekutukan sesuatu pun dengan Allah." Maksudnya, istiqamah adalah berada dalam tauhid yang murni.
Umar bin Al-Khaththab juga berkata, "Istiqamah artinya engkau
teguh hati pada perintah dan larangan dan tidak menyimpang seperti jalannya rubah."
Utsman bin Affan berkata, "Istiqamah artinya amal yang ikhlas
karena Allah."
Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Abbas berkata, "Istiqamah artinya
melaksanakan kewajiban-kewajiban."
Al-Hasan berkata, "Istiqamah pada perintah Allah artinya taat kepada Allah dan menjauhi kedurhakaan kepada-Nya."
Mujahid berkata, "Istiqamah artinya teguh hati pada syahadat bahwa tiada Ilah selain Allah hingga bersua Allah."
Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,
"Istiqamah artinya teguh hati untuk mencintai dan beribadah kepada-Nya, tidak menoleh dari-Nya ke kiri atau ke kanan."

Di dalam Shahih Muslim disebutkan dari Sufyan bin Abdullah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam, sehingga aku tidak lagi bertanya lagi kepada seseorang selain engkau."
Beliau menjawab, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah', kemudian istiqamahlah."
Baca selengkapnya

Monday, 19 September 2016

Pencak Silat PON ke-12 Jabar sudah dibuka!

Berikut kegiatan pembukaan Pon Cabor pencaksiat. untuk rekan-rekan yang mwawkili masing-masing daerah semangat bertanding, raih prestasi dengan spostifitas. sebagai wujud cinta budaya nagari, cabor siat sudah mendunia.




Beladiri untuk Bela Bangsa, sebuah slogan perguruan pencak silat satria Muda Indonesia.
Baca selengkapnya
Obat Nabi itu enggak ada yang Pahit! Cek yuk!!!!

Obat Nabi itu enggak ada yang Pahit! Cek yuk!!!!



Obat Nabi itu enggak ada yang Pahit! Cek yuk!!!!

Nabi mengajarkan hidup sehat,
istirahat cukup, makan yang cukup dan bekerja dengan sungguh-sungguh. beribadah jangan ditinggakan!

makanan yang halal dan baik sudah menjadi anjuran bagi setiap manusia khususnya umat muslim. Namun, beakangan beredar dengan beragam produk kimiawi yang cenderung memiiki efek samping dan berakibat fatal jika dikonsumsi sembarangan.sudah menjadi rahasia umum kalau obat-obatan kimia menjadi obat mujarab untuk menyebuhkan penyakit bagi sebagian rang sehingga mendahulukan obat dibandingkan mendahulukan yang memberi penyakit.
Sehat dan sakit sudah keniscayaann dan kepastiam, jadi obat yang efektif adalah obat yang dianjurkan oleh nabi, enggak pahit dan enggak menimbulkan efek samping yang fatal kalaupun dikonsumsi tanpa pengawasan dokter sehat itu mahal tapi minum obatnya jangan yang pahit-pahit dng


1. Jinten hitam
Dalam penelitian, diketahui bahwa jinten hitam adalah biji-bijian yang kaya akan asam lemak tak jenuh, anti oksidan, dan juga berbagai bioflavonoid. Jinten hitam bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh, disamping itu ada banyak penelitian yang menunjukkan khasiat jinten hitam dalam menyembuhkan berbagai penyakit, seperti alergi. Kareena sifatnya yang panas dan kering pada derajat tiga. Maka cocok untuk membakar lemak yang mempunyai sifat dingin.
Jinten hitam dinyatakan obat dari segala penyakit karena mujarabnya dalam mengatasi banyak problem kesehatan. Rasulullah menyatakan bahwa apabila penyakit sudah terkena obatnya, maka akan sembuh atas ijin Allah SWT.
” Hendaklah kamu menggunakan jinten hitam karena sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi segala penyakit kecuali kematian” ( H.R. Al-Bukhari, 5688 dan muslim, 5896)

2. Madu
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan Bahwa madu murni dan bersih Sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, bahkan bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti alergi, penyakit pencernaan, penyakit hati, paru-paru, dan kulit. Medu mengandung bahan-bahan yang bisa membunuh bakteri, kekuatan antimikroba dari madu ini lebih kuat dari antibiotik yang dikenal saat ini.
Madu juga bisa menyembuhkan penyakit diare kronis yang belum mampu diatasi dengan obat-obatan saat ini. Madu juga dapat mempercepat penyembuhan luka, bahkan luka berair oun madu dapat menyerap cairan dan mengeringkan luka.

” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan ”
Buah thin
Rasulullah SAW. Bersabda,” Seandainya boleh kukatakan, sesungguhnya buah yang diturunkan dari surga adalah ini(buah thin), karena buah-buahan surga itu tidak berbiji. Maka makanlah kalian darinya. Sesungguhnya buah thin ini bisa memotong wasir dan bermanfaat mengatasi encok.
Penelitian menemukan bahwa buah thin mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi yang tentunya memberi manfaat mengatasi encok. Adapun komposisi serat disamping kandungan gizi dan mineral lainnya, diyakini dapat menyembuhkan wasir.
3. Buah zaitun
Buah zaitun merupakan buah yang berasal dari pohon zaitun yang didalam Al-Qur’an disebut pohon yang diberkahi. Para ahli Menemukan kandungan omega 3 yang tinggi dalam minyak zaitun. Ini berarti minyak zaitun mempunyai khasiat dalam merawat dan melindungi kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Penelitian disuatu wilayah yunani penduduknya mengkonsumsi minyak zaitun, Menunjukkan bahwa wanita pengkonsumsi munyak zaitun memiliki kecenderungan menderita kanker payudara dan kanker ovarium 26% lebih kecil dari yang tidak mengkonsumsinya. Rasulullah bersabda,” Makanlah zaitun, dan minyaki rambutmu dengan minyak zaitun, karena minyak zaitun dibuat dari pohon yang di berkati”.
Minyak zaitun juga dipakai dan terbukti menghaluskan kulit dan mempunyai efek menunda penuaan kulit.
4. Cuka
Khasiat cuka adalah sebagai anti bakteri dan basil di dalam pencernaan, sebagai obat insomnia dengan cara dicampur madudan diminum malam hari menjelang tidur.
5. Jahe
Air jahe adalah minuman Ahli surga. Al-Qur’an menggambarkan hal ini karena jahe bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan jahe adalah untuk mengencerkan dahak, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki metabolisme, sehingga jahe sangat dianjurkan untuk pasien yang menderita batuk, kelemahan umum, dan untuk penyakit yang bersifat dingin termasuk hyporthyroidisme dan obesitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe mempunyai manfaat anti kanker, khususnya kanker hati, anti virus, dan anti oksidan.
Sedikit inforamsi tersebut , semoga memberikan wasasan kepada kita semua, sehat itu nikmat dan sakitpun demikian, jadi pertama temui Alah dulu kalaupun sakit, selanjutnya temui Allah lagi minta obatnya, seanjutnya pasrah sama Allah kalau sudah usaha.
Waktu Abu Bakar di gigit ular, cukup dengan air putih, waktu Ali kena panah ccukup dengan Sholat, Waktu umar kena pedang cukup dengan sholat. Karena sesungguhnya tanda sebelum kematian itu sakit dan bersyukurlah hamba yang beriman senang bertemu dengan Rabbnya. Tidak ada kesedihan padanya dan berapang daada para maliakat menyambut ruhnya.
Baca selengkapnya
KEBAHAGIAAN ITU HANYA PERKARA SUDUT PANDANG ? Benarkah?

KEBAHAGIAAN ITU HANYA PERKARA SUDUT PANDANG ? Benarkah?

BENARKAH KEBAHAGIAAN ITU HANYA PERKARA SUDUT PANDANG ?

Pernahkah anda bertemu dengan orang yang merasa paling apes sedunia? Merasa paling malang sedunia? Setidaknya orang itu melihat nasib dari sudut pandangnya sendiri. Saya yakin ada di sekitar anda yang merasa demikian. Atau malah mungkin anda sendiri yang merasa demikian? Ga perlu dijawab, jangan merasa tersindir, karna artikel ini untuk “ummat” bukan untuk seseorang semata. Jadi, cukup renungkan dan baca artikel ini sampai selesai hingga benar-benar bisa mengambil pelajarannya. InsyaAlloh…

Kembali ke permasalahan “apes”. Saya katakan kondisi apes atau malang menurut mereka yang merasa malang adalah kondisi yang terjadi karena seseorang mengalami sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan dan membuat hati terasa sakit. Saking sakitnya, hingga membuatnya ingin memegang dada kirinya selama mungkin untuk menahannya lebih lama. “Emangnya ngaruh?” Anda tanyakan saja pada orang yang membuat istilah “sakitnya tuh di sini” hehe...Dengan kata lain, kondisi malang adalah kondisi ketiadaan kesenangan atau kebahagiaan dalam diri seseorang yang terjadi karena melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang salah. Maka, untuk menghilangkan rasa paling malang sedunia adalah dengan cara melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang benar, yaitu menciptakan "kebahagiaan" itu sendiri.

Gimana caranya? Bukankah Yang Maha Pencipta segala sesuatu itu Alloh Al-Waduud (Alloh Yang Maha Pencipta)? Itu benar, tapi kita sedang menggunakan istilah “menciptakan” untuk maksud yang lain, yaitu dimaksudkan untuk mendevinisikan bahwa datangnya kebahagiaan itu ada penyebabnya. Alloh-lah yang menciptakan “kebahagiaan” kemudian Alloh mengaruniakan kebahagiaan itu untuk hamba-Nya karena Alloh juga Al-Wahhaab (Maha Pemberi Karunia). Kebahagiaan adalah karunia dari Alloh dalam bentuk perasaan senang yang “tidak datang tiba-tiba”, yang kata orang Jawa mah “ora teko ujug-ujug”.
Untuk memahami proses sebab datangnya kebahagiaan itu sekaligus membangun suasana yang lebih ringan namun tetap islami, saya katakan setidaknya di antara sebab ketidakbahagiaan yang sering terjadi pada seseorang adalah karena seseorang underestimate (meremehkan) terhadap diri sendiri, ketiadaan motivator diri, tidak sabar dan tidak tawakkal pada Alloh SWT. “Kaifa yakuuna dzaalik ?” Kok bisa gitu sih?
Kita akan bahas mulai dari Underestimate. Suatu perkataan yang mencela atau menyudutkan diri sendiri seperti dengan kata “saya ga bisa”, “saya lemah”, “saya bodoh”, “saya jelek” dan lain semacamnya, itulah underestimate. Kata-kata itu jelas kata-kata yang dilarang dalam islam jika diniatkan untuk mencela, apa lagi mencela diri sendiri. Sedangkan "Alloh itu sesuai dengan prasangka atau keyakinan hamba-Nya". Ini Hadits Qudsi, Alloh langsung yang bilang (Lihat Syaroh Riyadush Sholihin Bab. 52 hadits pertama). Kalau kita memvonis diri kita dengan perkataan mencela diri disertai keyakinan, tentu Alloh tidak akan mendatangkan kebahagiaan itu karena kita sendiri, yang berkata tanpa pemahaman, sudah membuat “block” atau penghalang kebahagiaan itu untuk bisa datang. Kenapa? Karena Alloh sesuai dengan prasanga atau keyakinan hamba-Nya. Apalah jadinya jika seseorang dalam suatu upayanya, apapun itu, selalu bilang “saya penakut”, “saya pasti ga bisa” atau “saya lemah” ? Maaf, saya katakan orang seperti ini adalah orang yang kalah sebelum berperang. Bukan mendatangkan kebahagiaan namun mendatangan kemalangan diri sendiri karena banyak sekali potensi diri yang lupa disyukurinya.
Kemudian yang kedua adalah ketiadaan motivator. Saya tidak bilang kalau seseorang yang ingin menciptakan kebahagiaan harus ikut pelatihan ini dan itu untuk mencari pembicara handal sebagai motivator. Sederhananya begini, kalau seseorang melihat dengan kaca mata yang tawadhu, rendah hati, mau menerima nasihat orang lain yang sudah jelas berpengalaman dalam suatu hal, lebih-lebih teman dekat, maka akan banyak sekali sumber motivasi (dorongan melakukan kebaikan) yang bisa didapatkan. Jadi tidak perlu pembicara atau pemikir handal. Namun yang fatal, kebanyakan orang yang tidak berhasil menciptaan kebahagiaan itu karena ia selalu menghindar dari nasihat. Cobalah untuk menumbuhkan tawadhu dalam diri dengan tidak anti sosial, tidak suka menyendiri mengerjakan hobi, tidak merasa minder karena melihat orang lain serasa lebih beruntung, tidak selalu mencari jawaban sebagai pembenaran yang mengakibatkan orang lain tidak peduli lagi dan tidak kebiasaan bertanya “kenapa ini semua terjadi pada diri saya?” Kalau “To the poin” saya jawab, maka saya katakan, “segala kebaikan dan keburuan yang terjadi pada diri seseorang itu adalah hasil dari perbuatannya sendiri”. Terdengar keras menjawabnya namun itulah kenyataannya yang mau tidak mau harus kita hadapi. Biar tambah yakin, boleh di cek tafsir surat An-Nisa ayat 79, tafsirnya ya, bukan sekedar terjemahan yang singkat.
Artinya, kebahagiaan dan rasa kemalangan atau keapesan seseorang itu akibat perbuatannya sendiri. Namun kebanyaan orang tidak menyadarinya dan selalu mencari “kambing hitam” atau sesuatu yang layak untuk disalahkan atas kemalangan yang terjadi padanya. Nah, orang macam ini, biasanya kalau ada orang sedang menasihatinya, maunya nasihat itu langsung “berwujud sesuatu” sehingga bisa langsung menyelesaikan masalahnya alias instan tanpa ikhtiar, tanpa mengambil pelajaran yang terjadi. Saya katakan ini adalah pemahaman yang salah. Kalau orang tidak menyambut nasihat dengan baik karena menganggap hanya sekedar “kata”, dari mana seseorang akan mendapatkan motivasi untuk hidup bahagia? Tidakkah dia itu sadar bahwa sebenarnya orang terdekat yang mencoba menasihatinya adalah orang-orang yang menyayanginya? Orang seperti itu secara tidak langsung sudah menyakiti perasaan orang-orang terdekatnya. Bahkan juga secara tidak langsung sedang menutup pintu-pintu peluang kebaikan yang bisa datang kapan saja tanpa diketahui waktunya. Maaf, saya katakan orang yang tidak punya motivasi tujuan hidup adalah orang yang pandai mencari alasan namun tidak pandai mencari solusi. Ini bahaya, “naudzubillaahindzaalik”, kita berlindung pada Alloh dari hal yang demikian.
Kemudian yang ketiga adalah tidak sabar, “no patient”. Sabar bukan berarti ketiadaan tindakan diam menunggu sesuatu. Saya katakan, sabar adalah sebuah proses tindakan atau amal kebaikan yang harus terus berjalan karena menunggu datangnya pertolongan dari Alloh. Kalau pertolongan itu datangnya instan, maka itu bukan cara kerja pertolongan dari Alloh. Pasti akan ada sebab Alloh menolong hamba-Nya. Jadi mohon maaf, saya katakan orang yang tidak sabar seperti itu adalah orang yang mudah tenggelam di tengah laut, tidak mau berenang namun impiannya selalu di tepi pantai. Boleh jadi, pertolongan Alloh itu datang karena ke-tawadhu-annya sabar mendengarkan nasihat saudara, datang karena dia sabar sering bertemu dengan orang-orang yang lebih baik atau lebih sholih sehingga dia pun ikut “tertular” berkah dari ke-sholih-annya. Boleh jadi pertolongan Alloh itu datang karena kesabaran dalam men-dawam-kan (meng-ajeg-kan) atau merutinkan amal kebaikan (sholih). Boleh jadi juga pertolongan Alloh itu datang ketika semua dosa-dosanya sudah bersih oleh sebab sabarnya menghadapi kesulitan atau “jatuh bangunnya” berkali-kali dalam mengarungi samudera kehidupan? Who Knows? Man Ya’lam? Siapa yang tau? Namanya juga usaha, yang penting kita meyakini bahwa “Innaa Nashrolloohiqoriiib” sesungguhnya pertolongan Alloh itu dekat. Biar tambah yakin deh, boleh di cek bahwa pertolongan Alloh di tafsir QS. Al-Baqoroh ayat 214.
Kemudian yang terakhir adalah tidak tawakkal kepada Alloh. Tawakkal berarti bersandar pada Alloh SWT dalam upaya mencapai keinginan atau bersandar pada Alloh dalam upaya menghindari keburukan (Bisa dikoreksi di mutiara hadits pertama dalam Kitab Syaroh Riyadush Sholihin bab 7 oleh Dr. Dib Al-Bugho dkk). Jadi, hasilnya itu terserah Alloh saja, tugas kita ber-ikhtiar sepaket dengan berdoa. Ikhtiar itu tidak selalu hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan, karena boleh jadi Alloh Yang Maha Luas Ilmunya punya sesuatu yang lebih baik dari sekedar apa yang kita harapkan melalui ilmu kita yang sempit. Ibaratnya begini, namanya dagang ga selalu untungnya sesuai yang kita harapkan, bisa jadi kurang bisa juga lebih. Di sinilah kondisi dimana kita harus bertawakal pada Alloh SWT karena Alloh bisa berehendak lain dengan banyak sekali peristiwa yang bisa terjadi diluar jangkauan pemahaman ilmu manusia. Maaf, saya katakan orang yang tidak tawakkal seperti itu adalah orang yang mudah kecewa, mudah menangisi hal yang ga penting dan mudah patah hati. Alloh-lah yang punya Ilmu Maha Luas dan punya rencana yang lebih baik. Namun manusialah yang terkadang “sok pintar” menganggap apa yang direncanakan itu yang terbaik, menganggap hasil yang diinginkannya itu baik untuk dirinya.
Wallohua’lam, Alloh yang lebih mengetahui, Alloh yang lebih luas pemahamannya dan Alloh yang mendatangkan kebenaran dari setiap apa yang kita sampaikan. Mudah-mudahan kita tergolong orang yang memiliki kebahagiaan, bukan lantaran keinginan yang selalu terpenuhi, namun karena pandai melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang benar.
Baca selengkapnya
Cerita Motivasi, Harta, Pangkat Nak untuk Orang TUA!

Cerita Motivasi, Harta, Pangkat Nak untuk Orang TUA!

BENARKAH ORANG TUA AKAN BANGGA DENGAN HARTA, PANGKAT DAN JABATAN KITA ?

Ada sebuah kisah nyata yang cukup melankolis, mirip seperti drama korea, namun pesan di dalamnya bukan pesan percintaan biasa antara dua sejoli, namun pesan cinta pada orang tua dan pesan cinta pada Al-Quran yang menggetarkan hati. Sebut saja ada seorang anak SD namanya Umar, ia disekolahkan di sekolah terbaik, bahkan standar internasional. Siapalah diantara kita yang tidak mau menyekolahkan anak di sekolah yang bagus dan terbaik? Ayah umar yang berumur 50 tahunan memang menyekolahkan semua anak-anaknya di sekolah yang terbaik, dengan biaya yang tentu fantastis tidak sedikit, bahkan salah seorang anaknya yang paling tua nilainya cum laud. Ayah Umar termasuk pekerja keras, benar-benar pekerja keras, sehingga waktunya untuk berkumpul dengan keluarga hampir tidak ada.
Suatu hari, istrinya bilang “pa, hari sabtu ada fatrhers day di sekolahnya Umar, awas ya kalau ga dating”. Ayahnya mendengar kabar itu langsung lemes, sambil bergumam dia bilang “waduhh…paling acaranya juga begitu. Anak saya sudah 4, yang tertua sudah kuliah, masa masih harus hadir acara begitu?”. Tapi karna istrinya mengancam maka sang ayah terpaksa harus datang melupakan gengsi dan kesibukannya bekerja.

Waktu dia, ayah Umar, datang ke sekolah, ia tau isinya fatrhers day itu seperti apa. Nanti anak-anak disuruh tampil satu per satu, tampil ini dan tampil itu. Ada yang nyanyi, ada yang baca puisi, ada yang pidato dan lain sebagainya menampilan kebolehan-kebolehan mereka. Nanti setelah tampil ayahnya dipanggil satu per satu memeluk dan mencium menunjukan kasih sayangnya pada anaknya yang terlihat seperti pura-pura.

Para ayah yang yang umur 30an tahun sangat semangat duduk di depan. Karna ayah Umar umurnya 50an, maka dia duduk di belakang. Waktu acara dimulai oleh pembawa acara, persis sepeti apa yang dibayangkan oleh sang ayah. Ada yang baca puisi, nyanyi pidato dan lain-lain. Begitu tiba giliran Umar, Umar dipanggil oleh pembawa acara, “ayo Umar bin fulan”. Ayahnya Umar di belakang sambil mengeluarkan Smart Phone atau BB-nya pada saat itu kemudian bergumam, “paling juga dia mau nyanyi doang”. Maka begitu tampil, kemudian Umar ditanya oleh pembawa acara, “kamu mau menampilkan apa, nak?” Dijawab oleh umar, “boleh saya panggil Ustadz Arif?” Jawab pembawa acara “oh, boleh silahkan”. Kemudian pembawa acara mempersilahkan dan mengenalkan Ustadz Arif bahwa beliau adalah guru ekstrakulikuler, guru baca Al-Quran. Maka kemudain Ustadz Arif bertanya, “kamu mau tampilkan apa?” Jawab Umar, “Ustadz, boleh buka surat 78 surat Annaba?” Dijawab lagi oleh Ustadz Arif , “oh boleh”. Kemudian dibukalah surat An-Naba, “silahkan”, kata Ustadz Arif sambil mau memberikan Al-Quran-nya. “Tidak Ustadz, Ustadz aja yang pegang, aku akan membacanya”. Tanya ustadz arif kaget, “O, jadi kamu hafal?” Jawab Umar, “ya hafal” Begitu dia mau membaca surat An-Naba, maka semua ayah yang tadi bangga terhadap anak-anaknya lantas semua pqra ayah jadi terkejut.

Ini sekolah internasional, bukan pesantren, bukan majlis taklim. Anak ini membacakan dengan merdunya surat An-Naba dan ternyata dia juga hafal. MasyaAlloh..,Pada saat Umar membacakannya, mulai dari ayat pertama, "Ammma yatasaa Aluun" mata para ayah yang hadir pada acara tersebut, lambat laun mulai meleleh mendengar lantunan surat tersebut. Tadinya mereka, para ayah, bangga pada anak-anak mereka yang menampilkan segala kemampuan duniawi mereka, saat itu tiba-tiba mereka berkeinginan punya anak seperti Umar. Begitu umar sampai pada ayat terakhir..Innaa Andzarnaakum Adzaabanqoriibaa, Yaumayandzurul Mar’u maa Qoddamatyadaahu Wayaquulul kaafiruyaa laitaniii Kuntuturoobaa, Ayahnya Umar belum dipanggil tiba-tiba berdiri kemudian dari belakang berlari menghampiri anaknya, dia peluk anaknya, dia cium anaknya, maka kemudian terjadilah drama yang cukup mengharukan dalam acara tersebut.

Ketahuilah saudara-saudaraku semuanya...Al-Quran itu membanggakan, ke-sholih-an itu sangat membanggakan. Maka, usai mereka berpelukan dan menangis, kemudian pembawa acara bertanya pada umar “Umar, apa yang membuatmu ingin membacakan surat An-Naba di hadapan kami semua?” Jawab Umar dengan polosnya “Ustadz Arif bilang “jangan malas mengaji, Umar. Rajin-rajinlah membaca dan menghafalkannya karena Al-Quran akan membuat bangga orang tuamu”. Jadi aku ingin membuat bahagia orang tuaku nanti, aku akan membuat mereka bangga di akhirat nanti”.
Innawa'dalloohiHaq (Sesungguhnya janji Allooh itu benar). Alloh akan menjamin kebahagiaan orang tua berupa pahala kebaikan, manfaat dari kesholihan anaknya, ketika anaknya di dunia menjadi anak yang bertaqwa, anak yang sholih, termasuk juga anak yang pandai membaca Al-Quran. Sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : "Rasulullah s.a.w. bersabda : "Apabila anak Adam - yakni manusia - meninggal dunia, maka putuslah amalannya - yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang sholih yang suka mendoakan untuknya (orang tuanya) (HR. Muslim)
Membanggakan orang tua atau membahagiakan orang tua, adalah kewajiban balas budi kepada orang tua bagi seorang anak. Namun sering kali kebanggaan yang diberikan sebagai balas budi itu berhenti di dunia saja. Umumnya orang tua akan dipandang baik oleh masyarakat, dipandang baik oleh tetangganya, dipandang baik oleh penduduk kampungnya, jika anaknya sukses, punya pangkat dan jabatan yang terhormat. Tapi ternyata tidak sedikit yang melupakan sisi yang dipandang oleh Alloh yang seharusnya menjadi rencana jangka panjang kebahagiaan orang tua di dunia maupun di akhirat, yaitu kesholihan seorang anak. Tidak salah sepenuhnya memang, membahagiakan orang tua dengan prestasi kita, harta kita, jabatan kita atau pangkat kita. Tapi itu masih kurang, kurang banget, karena kebanggaan atau kebahagiaan orang tua seperti itu HANYA BERHENTI DI DUNIA saja.

Tambahin lah dengan amal sholih, bahagiakan orang tua, buat orang tua kita bangga (bukan berarti ujub), dengan kesholihan yang efeknya berpengaruh hingga akhirat, kehidupan yang abadi.

Kejarlah dunia dengan tujuan ingin mendekatkan diri pada Alloh. Kejar semua prestasi, harta, pangkat dan jabatan itu asalkan semua itu membuat kita makin cinta dengan Al-Quran, cinta sedekah, cinta sholat Tahajjud, cinta Sholat dhuha, tapi kalau dengan mengejar dunia malah menjauhkan diri kita dari Alloh, maka Alloh tidak butuh pekerjaan-pekerjaan kita. Siapa yang memberi kita pekerjaan, siapa yang memberi kita bisnis, siapa yang memberi kita penghasilan, siapa yang memberi kita jabatan, siapa yang memudahkan kita mendapatkan pangkat kalau bukan Alloh? Tapi kalau dengan semua nikmat-nikmat dan pekerjaan itu kemudian membuat kita makin jauh dari Alloh, maka sekali lagi, Alloh tidak butuh semua pekerjaan-pekerjaan itu. Betapa mudahnya bagi Alloh mengambil nikmat itu sekejap mata. Wallohua'lam. Semoga Alloh mudahkan kita membuat orang tua bahagia di dunia hingga di akhirat. Amin

oleh : Indra Mulya
Baca selengkapnya
Poros kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat

Poros kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat

Poros kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat
 oleh: Yanto

Poros kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat adalah berpegang atau berlindung kepada Allah dan kepada tali Allah. Tidak ada keselamatan kecuali dengan dua perlindungan ini. Berpegang kepada tali Allah artinya berlindung dari kesesatan. Sedangkan berpegang kepada Allah artinya berlindung dari kebinasaan. Orang yang berjalan kepada Allah seperti orang yang sedang meniti suatu jalan menuju ke tempat tujuannya. Berarti dia membutuhkan penunjuk jalan dan keselamatan dalam perjalanannya. Dia tidak akan sampai ke tujuan kecuali dengan dua cara ini. Adanya petunjuk sudah cukup untuk menjaganya agar tidak tersesat dan sekaligus memberinya petunjuk jalan yang harus dilalui, begitu pula persiapan, kekuatan dan peralatan yang dapat melindunginya dari penghalang di tengah perjalanan.
Berpegang kepada tali Allah mengharuskan seorang hamba untuk
mendapatkan petunjuk dan keharusan mengikuti dalil. Sedangkan berpegang kepada Allah mengharuskannya memiliki kekuatan, persiapan dan peralatan serta perangkat yang mendukung keselamatannya di jalan. Karena itu ungkapan orang-orang salaf tentang berpegang kepada tali Allah ini bermacam-macam. Tapi yang pasti setelah mereka mengisyaratkan kepada makna ini.
Menurut Ibnu Abbas, artinya berpegang kepada agama Allah.

Menurut Mujahid dan Atha', artinya membuat perjanjian dengan
Allah. Sedangkan menurut Qatadah dan mayoritas mufassir, artinya adalah Al-Qur'an.
Ibnu Mas'ud mengatakan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah tali Allah, cahaya yang terang
benderang, obat penyembuh yang bermanfaat, perlindungan bagi
siapa yang berpegang kepadanya dan keselamatan bagi siapa yang mengikuti-nya."

semoga bermanfaat
Baca selengkapnya
Tempat persinggahan FIrasat, macam-macam Firasat

Tempat persinggahan FIrasat, macam-macam Firasat

Firasat
oleh: Yanto


Allah telah befirman kaitannya dengan tempat persinggahan firasat
ini,
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tandatanda."
(Al-Hijr: 75).
Menurut Mujahid, mutawassimin (orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda) di dalam ayat ini artinya orang-orang yang memiliki firasat.
Menurut Ibnu Abbas, artinya orang-orang yang memandang. Menurut Qatadah, artinya orang-orang yangmengambil pelajaran. Menurut Muqatil,
artinya orang-orang yang berpikir.
Tidak ada yang menyimpang dalam pendapat-pendapat ini. Sebab
orang yang memandang dan memperhatikan akibat dan kesudahan yang dialami orang-orang yang mendustakan, tentu akan mendapatkan fira-sat
dan pelajaran serta pemikiran. Allah befirman tentang orang-orang
munafik,
"Dan, kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka
kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya, dan kamu benar-benar mengenal mereka dengan kiasankiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian." (Muhammad: 30).
Mengenal yang pertama merupakan firasat pandangan dan mata,
sedangkan mengenal yang kedua merupakan firasat telinga dan
pendengaran.

Firasat ada tiga macam:
Firasat Pertama: Berkaitan dengan iman. Sebabnya adalah cahaya yang dimasukkan Allah ke dalam hati hamba, sehingga dia bisa membedakan antara yang haq dan batil, yang jujur dan yang dusta. Hakikatnya firasat ini menyusup ke dalam hati dan menajikan kebalikannya, melom-pat
ke dalam hati seperti melompatnya singa ketika menerkam mang-sanya.
Firasat ini tergantung pada kekuatan iman. Siapa yang imannya lebih kuat, maka firasatnya lebih tajam.
Abu Sa'id Al-Kharaz berkata, "Siapa yang memandang dengan cahaya firasat, maka dia memandang dengan cahaya kebenaran."
Al-Wasithy berkata, "Firasat merupakan pancaran cahaya yang
menyusup ke dalam hati, yang memungkinkan dapat mengetahui raha-siarahasi dalam hal-hal yang gaib, dari yang gaib kepada yang gaib, hingga dia dapat mengetahui sesuai seperti yang diperlihatkan Allah kepadanya."
Amr bin Najid menuturkan bahwa Syah Al-Karmany termasuk orang
yang tajam firasatnya dan tidak pernah meleset. Dia pernah berkata, "Siap yang menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan, menahan diri dari nafsu, mengisi batinnya dengan pengawasan Allah dan zhahir-nya
dengan mengikuti As-Sunnah serta biasa memakan yang halal, makafirasatnya tidak akan meleset."
Abu Hafsh An-Nisabury berkata, "Seseorang tidak boleh membual
tentang firasat, tetapi dia harus takut firasat dari orang lain. Sebab Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Takutlah kalian terhadap firasat orang Mukmin, karena dia memandang dengan cahaya Allah."
Beliau tidak mengatakan, "Berfirasatlah kalian. Maka bagaimana mungkin seseorang membual mendapatkan firasat, padahal dia dalam posisi yang harus mewaspadai firasat?"
Suatu hari Al-Junaid berbicara dengan beberapa orang. Lalu ada
seorang Nasrani yang berdiri di hadapannya dengan sikap yang tidak kompromis, seraya bertanya, "Wahai Syaikh, apa makna sabda Muhammad,'Takutlah kalian terhadap firasat orang Mukmin, karena dia memandang dengan cahaya Allah?'"
Al-Junaid menundukkan kepala beberapa saat, lalu dia mengangkatnya lagi seraya berkata, "Masuklah Islam, karena kini sudah tiba saatnya bagimu untuk masuk Islam." Maka orang Nasrani itu pun masuk Islam.
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang paling besar firasatnya dari umat ini. Sesudahnya adalah Umar bin Al-Khaththab. Tentang kete-patan firasat Umar ini sudah sangat terkenal. Jika dia berkata, "Kukira begini",
maka yang terjadi pun seperti yang dikatakannya itu. Bahkan firasat Umar ini juga sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah. Firasat para shahabat adalah yang paling benar. Dasar jenis firasat ini berasal dari kehidupan dan cahaya yang dianugerahkan
Allah kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sehing-ga
hati mereka menjadi hidup, bersinar dan bercahaya, sehingga hampir hampir firasatnya tidak meleset.

Firasat Kedua: Firasat dengan cara latihan, membuat perut lapar,
tidak tidur malam dan menyendiri. Jika jiwa dibebaskan dari segala macam kaitan, maka ia akan memiliki firasat dan pengungkapan hakikat, tergantung dari porsinya. Firasat ini bisa didapatkan orang Mukmin dan kafir,
tidak menunjukkan kepada iman. Banyak orang bodoh yang terkecoh dengan firasat ini, karena banyak pendeta yang juga memiliki kejadiankejadian yang menakjubkan. Ini merupakan firasat yang tidak mengungkap kebenaran yang bermanfaat dan tidak dengan cara yang lurus.

Firasat Ketiga: Yang berkaitan dengan bentuk penciptaan, yaitu seperti yang diisyaratkan para dokter dan lain-lainnya. Mereka mengacu kepada bentuk penciptaan untuk mengetahui akhlak, karena memang ada kaitan yang erat antara keduanya, sesuai dengan hikmah yang ditetapka Allah, seperti pembuktian dengan kecilnya ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran secara normal, yang membuktikan kecilnya ukuran otak, yang
berarti menunjukkan sempitnya pikiran. Begitu pula sebaliknya.
Kebanyakan firasat dikaitkan dengan mata, karena mata merupakan cermin hati dan tanda yang tersimpan di dalamnya. Berikutnya dengan lisan, karena lisan merupakan utusan dan penerjemahnya. Dasar firasat juga bisa dikaitkan dengan penampilan, keliaran, keadaan rambut dan lain
sebagainya. Tapi masalah ini harus diperhatikan dan seseorang tidak boleh langsung membuat keputusan berdasarkan firasat semata. Sebabdalam keadaan seperti kesalahannya lebih banyak. Tanda-tanda ini hanya sekedar sebagai sebab dan bukan sesuatu yang pasti, yang hukumnya berbeda tergantung dari perbedaan syarat-syaratnya atau karena adanya perintang.
Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata, "Firasat ialah menyimak hu-kum sesuatu yang tidak ada di tempat, tanpa meminta bukti kehadiran-nya."Maksudnya, jika engkau bisa melihat hukum sesuatu yang tidak ada di tempat. Jika dengan cara menyimak itu engkau bisa mengetahui hukumnya, maka itulah yang disebut firasat
Baca selengkapnya
Hal-Ha yang disukai Setan, Namun Dibenci Manusia!

Hal-Ha yang disukai Setan, Namun Dibenci Manusia!

Yang paling disukai syetan ialah
membuat hati hamba bersedih, Alloh berfirman ;
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَءَامَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (10
"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syetan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita.sedangkan pembicaraan itu tiadalah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.
" (Al-Mujadilah: 10).


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga melarang tiga orang
yang sedang berkumpul, sementara dua orang saling berbisik-bisik, karena yang demikian itu membuat orang yang ketiga bersedih hati. Kesedihan hati bukan sesuatu yang dituntut, tidak ada tujuan dan manfaatnya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berlindung dari kesedihan hati, sebagaimana dalam doa beliau, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan."

Tapi dari segi kenyataan hidup, memang tempat persinggahan ini
tidak bisa dihindari. Karena itu para penghuni surga berucap saat merek memasukinya,
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan hati dari kami." (Fathir:34).
Hal ini menunjukkan bahwa dahulunya mereka pernah mengalami
kesedihan hati, selagi masih di dunia, sebagaimana mereka ditimpa musibah-musibah lain tanpa menghendakinya. Sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits shahih,

"Tidaklah seorang Mukmin ditimpa kekhawatiran, keletihan dan kesedihan hati, melainkan Allah mengampuni sebagian dari kesalahan-kesalahannya."
Ini menunjukkan bahwa itu semua merupakan musibah yang ditimpakan Allah kepada hamba, agar dengan begitu Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya, bukan karena menunjukkan kedudukan kesedihan hati ini yang merupakan tuntutan.
Sedangkan hadits Hindun bin Abu Halah yang berkata mensifati
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Bahwa beliau selalu tampak bersedih hati", ini hadits yang sama sekali tidak kuat dan di dalam isnadnya ada seseorang yang tidak diketahui. Di samping itu, bagaimana mungkin beliau senantiasa bersedih hati, padahal beliau telah dijaga Allah agar tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan dunia dan sebab-sebabnya,
dilarang bersedih hati dalam menghadapi orang-orang kafir, dan dosadosa beliau yang lampau maupun yang akan datang sudah diampuni? Lalu apa yang membuat beliau harus senantiasa bersedih hati? Beliau adalah orang yang senantiasa banyak senyum dan manis muka. Begitu pula riwayat yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah mencintai setiap hati yang banyak bersedih." Isnad riwayat ini tidak diketahui, begitu pula siapa yang meriwayatkannya. bahwa ada hadits yang shahih dan ada ayat yang menggambarkan kesedihan, maka maksudnya adalah musibah yang ditimpakan kepada hamba.
Yang pasti para ulama telah sepakat bahwa kesedihan hati di dunia bukan sesuatu yang terpuji,

jangan bersedih, niscaya Allah akan melapangkan segala urursan dan yakinlah, kesedihan didunia hanya sementara. bersabarlah atas setiap sesuatu yang belum sesuai dengan keinginan dan besykurlah terhadap apa yang sudah Allah tetapkan...
Baca selengkapnya
Strukturalisme Genetik, Histori

Strukturalisme Genetik, Histori



Historitas teori strukturalisme genetik. Orang yang dianggap sebagai peletak dasar madzhab genetik adalah Hippolyte Taine (1766-1817) seorang kritikus dan sejarawan Francis. Ia mencoba menelaah sastra dari presfektif sosiologis dan mencoba mengebangkan wawasan sepenuhnya ilmiah dalam pendekatan sastra seperti halnya ilmu scientific dan exacta. Menurutnya bahwa satra tidak hanya karya yang bersifat imajinatif dan pribadi melainkan suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu lahir. Ini merupakan konsep ginetik pertama tetapi metode yang digunakan berbeda, setiap tokoh mempunyai metodenya masing-masing. Tetapi kesamaan konsep setruktur hanya pada konteks hubungan phenomena konsep. Lucien Goldman (1975) seorang Marksis adalah orang yang kemudian mengembangkan fenomena hubungan tersebut dengan teorinya yang dikenal dengan strukturalisme genetic. Pada prinsifnya teori ini melengkapi sutrukturaisme murni yang yang hanya menganalisis karya sastra dari aspek intristiknya saja dan memakai peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas. Strukturaisme genetic memasukan faktor genetik dalam karya sastra, genetik sastra artinya asal usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dalam asal muasal karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan saat karya sastra iu diciptakan. Ditambah lagi ia memasuki struktur sosial dalam kajiaannya yang membuat teori ini dominan pada priode tertentu terutama di Barat dan Indonesia.

Pendekatan strukturalisme genetic ialah pendekatan yang mempercayai bahwa karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkan kategori yang saling berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya struktularisme geneti kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang verbal maupun maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan. Semua aktivitas itu merupakan respon dari subjek kolektif (subjek trans individual) dalam dunia sastra transindividual subjek yang artinya terjadi kesamaan rasa dan pikiran antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para pembaca dalam memahami karya sastra atau fakta manusia tadi, terus pandangan dunia terhadap subjek kolektif (Trans individual Subject) fakta kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya sastra menurut Goldman karya sastra merupakan produk strukturasi dari transindividual subject yang mempunyai struktur yang koheren dan terpadu terus karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam mengekspresikan pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-objek dan relasi relasi secara imajiner dalam pendapat tersebut golman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatiaannya ialah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan obyek yang ada disekitarnya.

Teori strukturalisme genetik ialah sebuah teori yang menjelaskan struktur dan asal muasal struktur tersebut dengan memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial yang dimaksud Goldman adalah kelas yang mempertahankan relevansi struktur dan ia menggunakan metode dialektika yang menekankan dan merpertimbangkan koherensi struktural yang berbeda jauh dengan Marxisme yang menapikan struktur dan metodenya menggunakan positivistik yang mengingkari relevansi dan koherensi struktur, subjek transindividual ini berarti sebagai subjek dalam menciptakan karya sastra yakni penulis harus bisa menyampaikan perasaan dan pikiranya kepada pembaca dalam novel misalnya supaya pembaca bisa memahami dan mengerti apa yang disampaikan penulis dan terjadi sama rasa dan pikiran dalam memahami karya sastra atau novel tadi dan pandangan dunia pengarang terhadap subjek kolektif (transindividual subject) dan fakta manusia menurut Goldman ada 3 tahap dalam melakukan penelitiaan sastra menggunakan teori strukturalisme genetik, yakni;

· Tesis merupakan informasi apa yang di perlukan berupa data
· Antitesis merupakan pemberian opini terhadap realitas, anti tesis ini melebur dengandengan tesis dan memeberikan suatu opini pada relitas/sintesis
· Dan terakhir sintesis berupa realitas dan kembali lagi menjadi tesis kembali.
Dan terus strukturasi tersebut berputar, berkaitan, saling mengisi dan berkoherensi sehingga teori ini terus berkembang juga dianggap teori yang berhasil memicu kegairahan analisis penelitiaan sastra pada khususnya dan pada umumnya penelitiaan meneliti aspek pengetahuaan lain yang lebih komplit dibandingkan dengan teori structural yang lainnya.
Prosedur (metode) teori strukturalisme genetik terhadap penelitian karya yang agung (master face ) menurut goldman sebagai berikut:
· Penelitiaan karya sastra dilihat dari satu kesatuaan
· Karya sastra yang dianalisis hanyalah karya yang mempunyai nilai sastra yang mempunyai tegangan (tention) antara keragaman dan kesatuaan dalam sesuatu keseluruhan yang padat (a coherent whole).
· Jika kesatuaan telah ditemukan, kemudiaan dianalisis hubungannya dengan latarbelakang social. Sifat hubungan tersebut, a) yang berhubungan dengan latarbelkang social adalah unsure kesatuaan, b) latar belakang yang dimaksud pandangan dunia suatu kelompok social, yng dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut dapat di kongkretkan.

Kelebihan teori strukturaisme genetic.kalau dibandingkan dengan strukturalisme murni dan dinamik, strukturalisme ginetik mempunyai keungulan yang dominan ketimbang kedua teori structural tersebut sejajar denggan strukturalisme dinamik, strukturalisme ginetik dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni yang menganalisis karya sastra terhadap struktur intristik saja. Baik strukturalisme genetic maupun dinamik menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasayang khas, bahasa sastra. Perbedaannya strukturalisme dinamik terbatas dalam melibatkan peranan penulis dan pembaca dalam rangka komunikasi sastra, strukturalisme genetic melangkah lebih jauh ke struktur social dan karya sastar dapat dipahami dari asalnya dan terjadinya (unsure genetik) dan latarbelakang social tertentu.

Kekurangannya mungkin konsep strukturalisme dalam perkembangannya seperti yang disebut Raymond Boudond (1976) adalah konsep yang kabur mungkin karena hubungan antara tesis, antitesis dan sintesis yang saling berkaitan, mengisi dan melebur menjadi konsep ini kabur atau tak jelas sulit untuk mendapatkan simpulan yang pasti. Terus yang terakhir dalam objek membedah karya sastranya sturkturalisme genetic harus karya sastra yang besar, yang kuat (master face) berarti ada pembatasan dalam menganalisis dan syarat untuk meneliti suatu genre sastra menurut standar teori ini yakni karya sastra yang agung.

Asumsi strukturalisme genetic terhadap karya sastra adalah karya sastra yang agung, karya sastra yang kuat (besar) merupakan syarat karya sastra untuk di teliti. Karya sastra yang kuat sebagai mana dikemukakan goldman adalah yang mempunyai kesatuaan (unity) dan keragaman (complexity) yakni didalamnya terdapat kategori-kategori yang saling bertaliaan satu sama lain yang membentuk strukturalisme genetic yakni kateori-kategori tersebut ialah; fakta kemanusiaan, subjek kolektif (trans individual subject), stukturasi, pandangan dunia pemahaman dan penjelasan. Terus karya satra merupakan sebuah struktur tetapi struktur itu bukanlah sesuatu yang setatis melainkan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses ses- strukturisasi dan destruktusi yang hidup dan dihayati oleh masyarakatasl karya yang bersangkutan.
dikutip dari;

 http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/04/perbandingan-teori-strukturalisme-murni.html
Baca selengkapnya
Sosiologi Sastra, Cerpen "Bulan Desember"

Sosiologi Sastra, Cerpen "Bulan Desember"

SOSIOLOGI SASTRA

1. Pengantar
              Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem dan nilai dalam masyarakat tersebut (Soemanto, 1993; Levin, 1973:56). Sebagai suatu bidang teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan keilmuan dalam menangani objek sasarannya.
              Istilah "sosiologi sastra" dalam ilmu sastra dimaksudkan untuk menyebut para kritikus dan ahli sejarah sastra yang terutama memperhatikan hubungan antara pengarang dengan kelas sosialnya, status sosial dan ideologinya, kondisi ekonomi dalam profesinya, dan model pembaca yang ditujunya. Mereka memandang bahwa karya sastra (baik aspek isi maupun bentuknya) secara mudak terkondisi oleh lingkungan dan kekuatan sosial suatu periode tertentu (Abrams, 1981:178).
              Sekalipun teori sosiologis sastra sudah diketengahkan orang sejak sebelum Masehi, dalam disiplin ilmu sastra, teori sosiologi sastra merupakan suatu bidang ilmu yang tergolong masih cukup muda (Damono, 1977:3) berkaitan dengan kemantapan dan kemapanan teori ini dalam mengembangkan alat-alat analisis sastra yang relatif masih lahil dibandingkan dengan teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra.
              Teori-teori sosiologi sastra mempersoalkan kaitan antara karya sastra dan 'kenyataan'. Sebenarnya teori sosiologi sastra inilah yang paling tua usianya dalam sejarah kritik sastra. Dalam kenyataannya, teori yang sudah dirintis oleh filsafat Plato (Abad 4-3 SM) tentang 'mimesis' itu baru mulai dikembangkan pada abad 17-18 — yakni zaman positivisme ilmiah — oleh Hippolite Taine dan berkembang pesat pada awal abad ke-19 dengan dicanangkannya doktrin Manifesto Komunis oleh Marx dan Engels.
              Studi-studi sosiologis terhadap sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra dalam taraf tertentu merupakan ekspresi masyarakat dan bagian dari suatu masyarakat. Kenyataan inilah yang menarik perhatian para teoretisi sosiologi sastra untuk mencoba menjelaskan pola dan model hubungan resiprokal itu. Penjelasan Taine dengan menggunakan metode-metode ilmu pasti menarik perhatian, namun ciri positivistis dalam teorinya menimbulkan permasalahan yang rumit mengenai hakikat karya sastra sebagai 'karya fiksi'. Teori-teori Marxisme, yang memandang seni (sastra) sebagai 'alat perjuangan politik' terlalu menekankan aspek pragmatis sastra dan dalam banyak hal mengabaikan struktur karya sastra.
              Pemikir-pemikir Neomarxis memanfaatkan filsafat dialektika materialisme Marx untuk mendefinisikan aspek ideologi, politik, dan hubungan ekonomi suatu masyarakat. Asumsi epistemologis mereka adalah bahwa sastra menyimpan sejarahnya yang sebenarnya dan menjadi tugas studi sastra untuk mendefinisikannya secara jelas.
              Dalam pembuatan esai yang saya buat, lebih menakankan kemungkinan terciptanya sebuah cerpen yang berjudul “Bulan Desember”  adalah karena sebuah peristiwa yang bisa saja sudah terjadi, sedang terjadi dan mungkin akan terjadi di suatu masyarakat, karena sastra merupakan bagian dari pengalaman, pengamatan, dan pengimajinasian.


2. Aspek  Sosial Dalam cerpen “Bulan Desember”

1.      Tokoh Utama
Hubungan komunikasi dan kedekatan sosial yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah sebuah gambaran tentang kondisi kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya, bisa terlihat dari kutipan berikut.
Masalahnya banyak sekali yang berhubungan dengan Bu Geni. Semua penduduk yang ingin mengawinkan anaknya, pilihannya hanya satu: Bu Geni, juru rias pengantin. Banyak perias pengantin lain, tapi tak bisa menyamai Bu Geni. Bahkan setelah banyak salon, pilihan tetap pada Bu Geni.

Kutipan di atas menggambarkan kehidupan tokoh utama, Bu Geni sebagai perias pengantin, menafkahi kehidupan dari riasan, walaupun tidak secara terperinci menelursuri kehidupan keluarga tokoh, namun dapat terlihat bahwa bu Geni adalah sosok yang menjalani kehidupan dengan apa-adanya tanpa perlu memaksakan kehendak ataupun menolok kehendak Tuhan, hal itu dapat terlihat dari kutipan berikut.

Kenapa dulu kawin dengan Pak Geni?
”Ya karena sudah waktunya kawin, seperti yang lain.”
Berarti tidak atas dasar cinta ketika menikah dengan Pak Geni?
”Seperti halnya jodoh, begitu kamu nikah ya itu harus diterima sebagai cinta. Itu lebih penting. Karena kalau mengandalkan cinta sebelumnya, bisa tidak langgeng. Yang kamu miliki itulah yang kamu cintai, dengan cinta sebelumnya atau tidak.”
Pertanyaan itu terlontar, karena ada kabar Pak Geni akan menikah lagi. ”Ya biar saja, nanti aku akan merias pengantinnya.” Kalimatnya enteng, datar, nyaris tanpa emosi. ”Dilarang juga susah, dan tak ada gunanya. Boleh saja.”
Mungkin itu sebabnya Bu Geni tetap bersedia merias calon pengantin yang akan menjadi istri kedua, atau ketiga. ”Biarlah orang merasakan kegembiraan sekali dalam hidupnya.” Bagi Bu Geni perkawinan adalah kegembiraan, sukacita. ”Kalau saat kawin saja kamu tidak merasa gembira, kamu tak akan menemukan kegembiraan yang lain.”
Apakah ada sosok yang seperi Bu Geni dalam kehidupan sehari-hari?bisa saja tidak ada dan bisa juga ada, karena karya merupakan rekayasa yang tentunya di luar logika manusiapun bisa terjadi.

2.      Sosial Masyarakat

Kehidupan sosial yang dapat terlihat dari cerpen berjudul Bulan Desember, adalah mengisahkan kehidupan tukang perias, yaitu Bu Geni dengan pemasalahan yang timbul saat-saat prosesi pernikahan,
Menurut yang sudah-sudah, Bu Geni bukan perias biasa. Beliau mampu mengubah calon pengantin perempuan menjadi sedemikian cantiknya sehingga benar-benar manglingi, tak dikenali lagi. Salah satu keistimewaan beliau adalah menyemburkan asap rokok ke wajah calon pengantin. Menurut tradisi, katanya ini disembagani, dijadikan seperti kulit tembaga. Bukan emas. Hampir semua perias pengantin memakai cara yang sama, namun tak ada yang menyamai kelebihannya. Pernah dalam satu hajatan, tuan rumah pingsan karena disangka anak perempuan yang dinikahkan kabur. Ibu calon pengantin pingsan, bapak calon pengantin malu, dan sanak saudara mulai mencari ke teman-temannya. Padahal, sang calon pengantin ada di rumah. Bahkan setelah ditemukan, ibu calon pengantin masih menolak: ”Itu bukan anak saya. Itu bukan anak saya.”
”Ya sudah kalau bukan anakmu, berarti anakku. Ayo kita pulang.”
Baru kemudian ibu calon pengantin sadar, dan mengatakan: ”Bagaimana mungkin anakku bisa secantik ini?”
Hal, biasa yang sering terjadi pada kehidupan sosial masyarakat adalah adanya sebuah mitos-mitos, ataupun suatu peristiwa atau kejadian yang dikaitkan dengan sebab-sebab yang dapat berakibat pada kejadian-kejadian aneh.
Sewaktu ketemu calon yang dianggap berwajah muram, Bu Geni berkata: ”Tak bisa, kamu harus ceria dulu.” Padahal, undangan sudah disebar. Tempat resepsi sudah diberi uang muka. Yang lebih penting lagi, makanan sudah dipersiapkan. Kisah ini menjadi biasa kalau berakhir dengan pembatalan. Yang tak biasa adalah dua hari kemudian ada bis terjun ke jurang. Menurut perhitungan, kalau benar perkawinan diadakan tanpa pembatalan, kemungkinan besar calon pengantin pria masuk jurang, karena memang rencananya naik bis itu pada jam itu. Kisah Bu Geni bersambung ketika diminta merias anak menteri—mungkin menteri koordinator, tapi menjawab: ”Anaknya suruh ke sini saja. Kalau saya tinggalkan yang di sini, banyak yang dirugikan.”
Dan suatu peritiwa dikaitkan dengan kehidupan tokoh utama
Para pejabat di desa ikut gembira, karena kalau Bu Geni tidak mengibarkan bendera pada peringatan kemerdekaan bisa jadi masalah. Tanggal 31 Desember berikutnya Bu Geni tidak berkeberatan ada pesta di rumahnya. Namun esok harinya tidak berarti tahun baru, melainkan 1 Desember lagi. Banyak yang mengatakan itu ngelmu Bu Geni sehingga selalu tampak muda. Dan Bu Geni memang selalu nampak sama, ketika seorang tetangga dirias, sampai anaknya dirias juga. Wajah dan penampilannya tetap sama. Ini bisa dibuktikan dengan potret yang diambil saat itu, dan 20 tahun berikutnya. Atau mungkin juga 20 tahun sebelumnya.
Dalam respon masyarakat yang ditimbulkan karena sikap aneh Bu Geni, dapat menjadi kesimpulan atas keadaan yang memang hal semacam itu bisa saja terjadi di kehidupan sosail masyarakat Indonesia yang cenderung aneh kepada hal-hal yang ghoib.
Begitulah Bu Geni yang juru rias pengantin, telah merias semua perempuan di desanya. Boleh dikatakan semuanya yang kawin dan yang tidak. Yang terakhir ini dilakukan Bu Geni pada mayat perempuan yang meninggal sebelum menikah. Sebelum dikuburkan, Bu Geni merias dengan komplet. Banyak yang tidak setuju, banyak yang menyayangkan, banyak yang menjadi takut dirias. ”Ketakutan terwujud pada perkawinan. Takut terlalu bahagia, terlalu bebas, terlalu nikmat, makanya kita mengikatkan diri pada perkawinan yang banyak mengatur tanggung jawab, mengatur kewajiban. Termasuk memberi nafkah, membesarkan anak-anak. Aneh saja, tapi pada dasarnya kita takut dengan kebahagiaan diri kita sendiri, dan membatasi dengan adanya kuasa Tuhan.”
Kutipan di atas, memperlihatkan kondisi masyarakt yang masih tetap menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, dan berakibat kepada yang lain, halnya yang ada dikehidupan sehari-hari, masyarakat cenderung cepat menrima jika yang menjadi pembicaraan adalah tokoh yang memiliki nama besar, dan menjadi perbincangan hangat yang sangat lama untuk bisa hilang dalam pemberitaan, kadang-kadang juga masyarakat cenderung mencari-cari sebab ataupun akibat perbuatan dari tokoh tersebut sehingga menjadi sesuatu yang terbaru dan dibarukan, untuk dinikmati oleh masyarakat.


3. Mitos Dalam Masyarakat

Semua manusia percaya bahwa dikehidupan dunia ini ada makhluk yang hidupnya berada diluar kehidupan nyata; setan, iblis, jin dan sebangsanya, yang menjadi perbincangan seru dalam kehidupan manusia. Dalam pandangan yang lebih nyata berbicara dengan hal-hal yang mistis kadang mengundang geli, tawa dan rasa yang begitu mendebarkan, antara percaya dan tidak membuat penasaran, seolah melihat, merasakan dan bahkan berada dalam kehidupan yang tidak nyata, tentunya masyarakat dalam negeri sudah terbiasa dengan hal yang semacam itu, dan akan lain halnya jika seseorang  yang memiliki keanehan dan kelebihan yang tentunya akan menjadai perhatian yang lebih oleh masyarakat umum.
Tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi perhatian bahkan perbincangan yang jarang akan habis, ada saja yang selalu masyarakat keluarkan untuk menambah kelebihan atau kekurangan seseorang yang memiliki keanehan dan kelebihan, terutama masalah dan kejadian yang menyangkut hal-hal mistis (ghoib). Cerpen “Bulan Desember” menceritakan peristiwa yang memang menarik perhatian pembaca, karena yang ditampilkan adalah sosok yang sepertinya biasa-biasa saja, akan tetapi menjadi pusat yang lebih bagi penulis. Perias pengantin yang bertugas hanya membuat calon pengantin lebih cantik dengan tambahan pemutih wajah, serta hiasan-hiasan kulit dengan warna-warni yang memikat, jika hanya sekedar itu yang dibicarakan dalam cerpen tersbut tentu akan sangat membosankan dan tidak akan menjadi cerpen yang enak dibaca.
Kelihaian penulis menggambarkan sosok perias yang sepertinya adalah sosok yang mengerikan, dapat terlihat dari namanya Bu Geni, yang kalau dijadikan bahasa jawa maka namanya menjadi ‘api’ karena kata /geni/ (bahasa jawa) merupakan ‘api’, tentu hal semacam itu sangat mengerikan, karena tidak menyangka yang dalam cerita tersebut bahwa wajah bu Geni tidak berbeda, dari 20 tahun sebelum dan sesudahnya, adalah keanehan yang sungguh meemikat pembaca untuk mendalami kehidupan tokoh utama.
Selain itu, penulis juga menampilkan kepribadian tokoh utama yang cederung biasa saja menjalani kehidupan, tanpa merasa terbebani, menikah ya tinggal menikah, berbcerai tinggal bercerai, dan tokoh utama memiliki kepribadian yang cukup patuh pada prinsip kehidupanya yang hal semacam inilah membuat pembaca bisa lebih mendalami kalimat-kalimat bijak yang terdapat dalam kalimat tersebut.
Latar pengarang jawa, identik budaya ghoib sepertinya meikat penulis
Pada akhir cerita, penulis menggambarkan perasaan wanita, yang dalam keadaan sebenarnya terhadap lelaki atau suami, yang dapat terlihat bagaimana respon tokoh utama saat ditanya apakah ingin bercerai dengan suaminya, karena sudah menikah berulang-ulang kali, dan jawaban yang lugas dan jelas.
Apakah Bu Geni pernah berpikir bercerai dengan Pak Geni.
”Saya tak pernah memikirkan bercerai. Kalau ingin membunuhnya, sering.”
Tentunya dengan keadaan yang seperti itu, dapat terlihat bagaiman fitrah manusia yang memiliki perasaan lebih terhadap pasanganya, yang tentunya tidak ingin diduakan, dan hal yang biasa juga akan didapati dalam kehidupan masyarakat bahwa yang terbaik adalah yang benar-benar menjadi terbaik, bukan hanya hiasan umum, untuk menarik perhatian. Dan kita percaya bahwa semua yang terjadi di dunia ini semuanya adalah kepastian Tuhan yang telah tertulis dalam kitabnya, dan akan menjadi pertanggung jawaban prib adi ketika menhadapa Tuhan nanti.
Baca selengkapnya