Thursday, 8 September 2016

Fungsi dan Peran Perpustakaan

Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah


Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Sesuai dengan unsur pengertian bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi yang digunakan untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum dan lainlainnya, maka perpustakaan mempunyai pelbagai macam fungsi.
C. Larasati Milburga, dkk membagi fungsi perpustakaan sekolah menjadi 7, yaitu:
a.       Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas
b.      Memupuk daya kritis pada siswa
c.       Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa
d.      Tempat untuk melestarikan kebudayaan
e.       Sebagai pusat penerangan
f.        Menjadi pusat dokumentasi
g.       Sebagai tempat rekreasi.[17]
Sementara dalam “Perpustakaan Nasional” disebutkan bahwa secara garis besar perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.       Sebagai pusat belajar mengajar
b.      Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan
c.       Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri
d.      Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya
e.       Membiasakan anak mencari informasi di perpustakaan
f.        Sebagai tempat rekreasi
g.       Memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid.[18]
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.       Fungsi edukatif
Di perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku-buku ini dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri dan dapat meningkatkan interest membaca murid-murid. Biasanya di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Hal ini dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.[19]
b.      Fungsi informatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, akan tetapi juga bahan-bahan yang bukan berupa buku.28 Semuanya itu akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid. Perpustakaan sebagai informasi ini menambah wawasan tentang segala yang bermanfaat.[20]
c.       Fungsi tanggung jawab administratif
Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari di perpustakaan, yaitu melalui pencatatan adanya peminjaman dan pengembalian. Adanya sanksi jika ada keterlambatan ataupun menghilangkan buku juga membantu mendidik murid-murid untuk bertanggung jawab dan tertib administrasi.[21]
d.      Fungsi riset
Sebagaimana penjelasan di muka bahwa perpustakaan menyediakan banyak bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka yang lengkap murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.[22] Sebagai fungsi penelitian, perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian, informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi.
e.       Fungsi kultural
Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan pustaka.[23]
f.        Fungsi rekreatif
Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang.[24] Perpustakaan sekolah dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang pada waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.[25]

Menurut Oemar Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.[26]
Edgar Dale sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Rohani menyatakan bahwa:
”Sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.”[27]

Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya AECT (Assosiation for Education Communication and Technology) sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6, yaitu:
a.    Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang atau mata kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik
b.   Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya seorang Guru, Dosen, Tutor, peserta didik, tokoh masyarakat atau orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik
c.    Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya transparansi, slide, film, film-strip, audio, video, buku, modul, majalah, bahan instruksioal terprogram dan lain-lain
d.   Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, proyektor slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain
e.    Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional terprogram, belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan lain-lain
f.     Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-lain).[28]

Dari beberapa penjelasan di atas, jelas kiranya bahwa perpustakaan termasuk di dalamnya koleksi, pengunjung dan pustakawan termasuk dalam sumber belajar. Sumber-sumber belajar tersebut saling melengkapi satu sama lain, meskipun bisa juga secara sendiri-sendiri berperan menimbulkan proses belajar. Misalnya para pengunjung banyak mendapat informasi penting dari para pustakawan, sehingga untuk saat itu mereka tidak memerlukan informasi jenis lainnya yang tersimpan dalam jenis sumber lain.
Perpustakaan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pusat sumber belajar yang tersedia untuk penyimpanan dan untuk pemanfaatan sumber belajar yang berupa cetak maupun non cetak.[29]
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi. Misalnya belajar individual.[30]

[1]Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Ed; 3. Cet.2, Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 802.
[2]Ibid, h. 912
[3]Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2004), h. 102.
[4]Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 3.
[5]Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), h. 2
[6]P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 13.
[7]C. Larasati Milburga, et.all., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius,  1986), h.17.
[8]Ibrahim Bafadal, op.cit., h. 4.
[9]Ibid., h. 5.
[10]C. Larasati Milburga, et.al., op.cit., h. 54.
[11]Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), h. 91.
[12]P. Sumardji, op. cit., h. 14-15.
[13]Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 49-50.
[14]Ibid., h. 37.
[15]Ibid., h. 35.
[16]Sutarno NS, op.cit., h. 33.
[17]C. Larasati Milburga, et,al., op.cit., h. 61-62.
[18]Perpustakaan Nasional RI., Perpustakaan Sekolah, Petunjuk Untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah, (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1996), h. 7.
[19]Ibrahim Bafadal, op.cit., h. 6-7.
[20]Ibid
[21]Ibid
[22]Ibid, h. 7-8
[23]Fatah Syukur NC, op.cit., h. 104
[24]Darmono, op.cit., h. 4.
[25]Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 102.
[26]Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1994), h. 195.
[27]Ahmad Rohani, op.cit, h. 102
[28]Ibid., hlm. 108-109.
[29]Ibid, h. 109
[30]Pawit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 88.

Bagikan

Jangan lewatkan

Fungsi dan Peran Perpustakaan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.